Jumat, 14 Mei 2021

Ciri-ciri dan Tanda Diterimanya Amal & Puasa di Bulan Ramadhan


Semua pasti merasakan bahwa intensitas ibadah pada bulan Ramadhan lebih meningkat dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya. Diantaranya, pada bulan Ramadlan ini kita mampu melaksanakan shalat sunnah setelah shalat Isya dengan jumlah rakaat yang jauh lebih banyak dari hari-hari biasanya, bisa mencapai 25 rakaat (2 rakaat ba’diyah Isya, 20 rakaat Tarawih dan 3 rakaat Witir), padahal pada hari-hari biasa sebelum Ramadlan kita mau melaksanakan 2 rakaat shalat ba’diyah Isya saja berat rasanya, bahkan sering terlewatkan.

Demikian pula, di bulan Ramadlan ini kita mampu bershadaqoh dengan mengisi kotak infaq Tarawih setiap malam, tadarus Al-Qur’an satu juz setiap hari, bangun malam secara rutin, mengeluarkan zakat fitrah dan amal-amal shalih lainnya.

Kesmuanya itu tentunya terjadi atas karunia Allah SWT yang telah menjadikan bulan Ramadlan sebagai bulan yang penuh keberkahan bagi umat Islam. Pertanyaannya adalah apakah amal-amal kita tersebut diterima oleh Allah SWT ? Tentu tidak ada seorangpun dari kita yang mengetahuinya, selain hanya bisa berharap semoga amal-amal yang kita lakukan itu menjadi amal mutaqabbala, amal yang diterima oleh Allah SWT sebagai amal ikhlas dan mardlotillah.

Namun para ulama salafus shalih memberi nasihat untuk kita bagaimana cara mengetahui diterima tidaknya amal yang kita lakukan:

أ لا وانّ علامةَ قبولِ الحسنةِ عَمِلَ الحسنةَ بعد هاعلى التّوال وانّ علامة ردّ ِها ان تتبع بِقِـبْـيال

“Ingatlah bahwa tanda diterimanya amal kebaikan adalah melakukan amalan sholeh setelahnya secara berkesinambungan. Adapun tanda ditolaknya amal ibadah adalah mengiringi amalan kebajikan itu dengan prilaku keji dan mungkar”.

Jadi, jika ingin mengetahui apakah amal-amal kita di bulan Ramadlan ini diterima oleh Allah SWT, lihatlah apakah kita mampu memepertahankan amal tersebut pada bulan-bulan selanjutnya setelah Ramadlan ini berlalu. Karena Allah lebih senang, lebih mencinai amal hambanya yang dilaksanakan terus-menerus secara istiqomah walaupun amal itu sedikit. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

يَاأَيُّهَا النَّاسُ، خُذُوْا مِنَ الْأَعْمَالِ مَاتُطِيْقُوْنَ، فَإِنَّ اللهَ لَايَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَادَامَ وَإِنْ قَلَّ

“Wahai sekalian manusia. Kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HRBukhari dan Muslim). 

Oleh karena itu mari kita jaga shalat qobliyah dan ba’diyah walaupun hanya dua-dua rakaat setiap waktu. Kita dawamkan shalat witir setiap malam walaupun hanya 3 rakaat, minimal setiap selesai shalat ba’diyah Isya, terlebih-lebih kalau bisa melaksanakannya di sepertiga malam terakhir setelah shalat tahajud, tentu itu lebih utama. Demikian juga dengan kebiasaan shadaqoh di bulan Ramadlan kita lanjutkan pada bulan Syawal dan seterusnya.

Selanjutnya para ulama salafus sholeh berpesan:

ولا تبطُلْ ماأسلفتــم فى شهررمــضان مِن صــالح ا لأ عــمال

“Janganlah kalian porak porandakan segala pahala kebaikan yang telah terkumpulkan di bulan Ramadhan dari beberapa amalan sholih”.

واعلموا أنّ الحسناتَ يُذهِبْنَ السّيّـئآت. فكذالك السّيّـئآتَ يُبطِلْنَ صالح َالأعمال

“Ketahuilah bahwa segala kebaikan (pahala) dapat menghanguskan segala keburukan (dosa), demikian juga (sebaliknya), segala kejelakanpun dapat menghancurkan amal-amal kebajikan”.

Amal-amal baik yang sudah kita raih jangan kita hancurkan dengan melakukan kemaksiatan, sehingga amal puasa dan amal-amal lain di bulan Ramadlan ini benar-benar berhasil kita raih sebagaimana yang disabdakan oleh baginda Rasulullah SAW:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dan pada puncaknya, puasa kita sesuai dengan target Allah SWT menjadikan kita meraih predikat mu’min muttaqin, sebagaimana firman-Nya:

يأَيُّهَا الَّذِينَءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” ([Al-Baqoroh: 183)

Semoga puasa kita serta amal-amal lainnya menjadi amal yang mutaqabbala, amal yang diteima oleh Allah SWT. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin…..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar